Yesusmemberikan nyawa-Nya bagi kita: “Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita dalam hal ini: Ketika kita masih berdosa, Kristus telah mati untuk kita.” (Roma 5:8 NIV). Dalam Roma 8:35-39 kita melihat bahwa begitu kita mengalami kasih Kristus yang radikal dan tanpa syarat, tidak ada yang dapat memisahkan kita darinya.
Puji Astuti Official Writer 3156 Kolose 313 "Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.” Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 31; 1 Tesalonika 3; Yesaya 15-16 Kita bisa mengampuni karena kita telah diampuni oleh Tuhan. Tuhan menginginkan kita untuk menunjukkan rahmat atau belas kasihan kepada orang lain karena Dia telah menunjukkan rahmat-Nya kepada kita. Dia menunjukkan kasihnya dengan mengirimkan Kristus untuk mati bagi kita, meskipun kita masih memberontak kepadanya Roma 5 8. Namun kita lebih sering menunjukkan sikap egois dan menuntut daripada bersikap ramah dan murah hati kepada sesama. Sebagai contoh saat Anda menunggu di kasir yang Anda anggap bekerja lambat di toko grosir sebagai gangguan daripada sebagai seseorang yang mungkin berjuang untuk mempertahankan pekerjaannya, seseorang yang baru saja mendapat kabar terburuk dalam hidupnya beberapa menit sebelumnya. Anda melihat seseorang dalam keluarga Anda sebagai orang bermasalah daripada melihatnya sebagai seseorang yang sedang berjuang menghadapi keputusasaan dan kebingungan dalam hidupnya. Atau saat Anda melihat orang yang memotong kendaraan Anda di jalan bebas hambatan sebagai penjahat alih-alih seseorang yang membutuhkan kasih Tuhan. Tetapi fakta yang harus sama-sama kita ketahui adalah semua orang membutuhkan kasih Tuhan. Itulah sebabnya Yesus Kristus datang ke dunia ini. Itu sebabnya kita harus menunjukkan kepada orang lain, kasih karunia untuk manjadi mengingat bagi kita apa yang telah Allah lakukan bagi kita. Cara pamungkas Allah menunjukkan kepada kita anugerah-Nya adalah dengan pengampunan. Dan cara utama Dia meminta kita untuk menunjukkan kasih karunia kepada orang lain juga dengan mengampuni mereka. Orang sering bertanya kepada saya, “Bagaimana saya bisa menemukan kekuatan untuk memaafkan? Saya tidak memilikinya di dalam diri saya. " Yang benar adalah, aku juga tidak memilikinya! Satu-satunya tempat bagi saya untuk menemukan kekuatan untuk mengampuni adalah mengingat betapa Yesus telah mengampuni saya. Melalui pengingat itulah, Dia memberi saya kekuatan dan rahmat untuk memaafkan orang lain. Ada sebuah kisah tentang seorang wanita bernama Clara Barton, yang mendirikan Palang Merah Amerika. Seorang teman mengingatkannya akan hal kejam yang dilakukan seseorang terhadapnya bertahun-tahun sebelumnya. Teman itu bertanya, "Kamu tidak ingat?" Jawabannya yang terkenal adalah, "Tidak, saya ingat dengan jelas telah melupakannya." Apa yang perlu kamu lupakan? Siapa yang perlu Anda maafkan? Jika Anda tidak memaafkan, Anda tidak akan dapat menikmati berkat Tuhan selama sisa hidup Anda karena Anda akan terjebak di masa lalu. Tetapi ketika Anda memaafkan, Anda akan bisa melanjutkan hidup Anda. Pengampunan bukan berarti orang yang melakukan kesalahan pada Anda menjadi benar. Dan itu tidak membuat apa yang dilakukan orang itu baik-baik saja. Anda bisa memaafkan, dan mereka masih bisa menghadapi konsekuensi atas apa yang terjadi. Ketika memaafkan seseorang tampaknya mustahil, ingat satu hal Yesus sudah mengampuni Anda. Kamu sedang dalam pergumulan dan butuh dukungan doa? Klik link dibawah ini untuk terhubung dengan tim doa kami Kamu butuh teman curhat dan membutuhkan pertolongan Tuhan? Klik link dibawah ini untuk konseling dengan konselor kami
Karenaketika kita memilih untuk mengampuni orang-orang yang telah menyakiti, melukai, menolak bahkan mengkhianati kita, maka pada saat itu pula kita mengalami pemulihan dari TUHAN. karya penebusan untuk keselamatan dunia. Yesus memilih untuk tetap setia kepada Bapa-Nya, bahkan setia sampai mati. Seperti yang telah dilakukan Yesus, seperti
Download Apa Itu Dosa yang Tidak Bisa Diampuni? Jawaban Alkitab Dosa yang tidak bisa diampuni adalah dosa yang dilakukan dengan sikap yang membuat seseorang tidak akan bisa diampuni Allah. Bagaimana ini bisa terjadi? Allah mengampuni orang-orang yang bertobat dari dosa mereka, lalu mengikuti perintah-Nya, dan menunjukkan iman kepada Yesus Kristus. Kisah 319, 20 Tapi, seseorang bisa sangat kecanduan dengan dosa yang dia lakukan sampai-sampai dia tidak mau mengubah sikap atau tingkah lakunya. Alkitab menjelaskan bahwa orang seperti itu memiliki hati yang jahat yang telah ”dikeraskan oleh tipu daya dosa”. Ibrani 312, 13 Seperti tanah liat yang sudah dibakar tidak bisa diubah lagi bentuknya, hati orang itu sudah mengeras dan akan terus melawan Allah. Yesaya 459 Tidak akan ada lagi dasar untuk mengampuni orang seperti itu. Dia telah melakukan dosa yang tidak bisa diampuni.—Ibrani 1026, 27. Beberapa pemimpin agama Yahudi di zaman Yesus telah melakukan dosa yang tidak bisa diampuni. Mereka tahu bahwa mukjizat Yesus terjadi karena roh kudus Allah, tapi mereka sengaja mengatakan bahwa itu berasal dari Setan si Iblis.—Markus 322, 28-30. Contoh dosa-dosa yang bisa diampuni Menghina Allah dan ajaran-Nya karena kurang pengetahuan. Rasul Paulus dulunya adalah orang yang suka menghina, tapi dia kemudian berkata, ”Aku mendapat belas kasihan, karena aku kurang pengetahuan dan bertindak dengan ketiadaan iman.”—1 Timotius 113. Perzinaan. Alkitab menyebutkan ada yang pernah melakukan perzinaan tapi kemudian mengubah sikap mereka dan diampuni oleh Allah.​—1 Korintus 6​9-​11. ”Apakah saya melakukan dosa yang tidak bisa diampuni?” Jika Anda benar-benar membenci kesalahan yang Anda lakukan dan benar-benar ingin berubah, itu berarti Anda belum melakukan dosa yang tidak bisa diampuni. Allah bahkan bisa mengampuni dosa yang dilakukan berulang-ulang asalkan hati si pedosa tidak mengeras dan menentang Dia.—Yesaya 118. Beberapa orang merasa telah melakukan dosa yang tidak bisa diampuni karena mereka terus-menerus merasa bersalah. Tapi, Alkitab mengajarkan bahwa kita tidak selalu bisa memercayai perasaan kita. Yeremia 179 Allah tidak memberi kita wewenang untuk menghakimi orang lain dan bahkan diri kita sendiri. Roma 144, 12 Dia bisa mengampuni kita sekalipun hati kita masih menyalahkan kita. —1 Yohanes 319, 20. Apakah Yudas Iskariot Melakukan dosa yang tidak bisa diampuni? Ya. Karena serakah, dia mencuri uang yang telah disumbangkan untuk hal-hal kudus. Dia bahkan pura-pura peduli dengan orang miskin agar dia dapat lebih banyak uang untuk dicuri. Yohanes 124-8 Ketika hati Yudas mengeras dan selalu ingin melakukan yang salah, dia mengkhianati Yesus untuk 30 keping perak. Yesus tahu bahwa Yudas tidak akan bisa bertobat dari perbuatannya, dan Yesus menyebutnya ”putra kebinasaan”. Yohanes 1712 Ini berarti ketika Yudas mati, dia tidak akan dibangkitkan.—Markus 1421. Yudas tidak sungguh-sungguh bertobat. Dia mengakui dosanya bukan kepada Allah tapi kepada para pemimpin agama yang bersiasat dengannya.—Matius 273-5; 2 Korintus 710. 1 Pengakuan kelemahan diri. Kata InsyaAllah merupakan wujud pengakuan atas kelemahan diri di hadapan Allah, seraya kita sebagai manusia tetap bekerja keras karena proses yang dilakukan masih belum menemukan hasil yang pasti. 2. Tetap ikhtiar. Manusia dilarang untuk memastikan suatu perbuatan yang masih dalam rencana. Jakarta - Sholat taubat adalah sholat yang dilakukan oleh seseorang yang menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukannya dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Adapun tata cara sholat taubat juga perlu diketahui agar sholat yang dilakukan dapat diterima dan diridhai oleh Allah memerintahkan muslim untuk bertaubat. Untuk mencapai taubat yang tulus dan sepenuhnya, disarankan untuk melakukannya dengan menyertakan puasa, bersedekah, dan juga melakukan pelaksanaan sholat taubat diketahui didasarkan pada hadits yang diriwayatkan dari Abu Bakar RA, ia berkata pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Tiada seorang hamba yang melakukan dosa, lalu ia bersuci dengan baik lalu ia berdiri untuk sholat dua rakaat, kemudian ia meminta ampunan kepada Allah melainkan Allah akan mengampuninya." HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu MajahSetelah Abu Bakar RA menyampaikan hadits tersebut, Rasulullah SAW kemudian membacakan surah Ali Imran ayat 135,وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَArtinya "Demikian juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka segera mengingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya. Siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Mereka pun tidak meneruskan apa yang mereka kerjakan perbuatan dosa itu sedangkan mereka mengetahui-nya."Selanjutnya, adapun tata cara sholat taubat dikutip dari buku Panduan Shalat untuk Wanita oleh Ria Khoerunnisa adalah sebagai Sholat taubat dilaksanakan seperti sholat fardhu baik dari bacaannya maupun dari gerakannya. Namun, bedanya diawali dengan lafadz niat sebagai berikut,أصلى سُنَّةَ التَّوْبَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى .Arab latin "Ushalli sunnatat taubati rak'ataini lillaahi ta'aalaa."Artinya "Saya niat sholat taubat dua raka'at Lillahi Ta'aalaa."2. Takbiratul ihram3. Membaca doa iftitah4. Membaca surah Al Fatihah5. Membaca surah pendek dalam Al-Qur'an6. Rukuk7. Iktidal8. Sujud9. Duduk di antara dua sujud10. Sujud11. Bangun dari sujud dan melanjutkan rakaat kedua seperti rakaat pertama12. Tasyahud akhir13. Salam14. Membaca doa sholat taubatSholat taubat dilakukan secara munfarid, perorangan atau sendiri. Sholat ini dapat dikerjakan paling sedikit sejumlah dua rakaat dan paling banyak enam raka'at. Dan disetiap dua rakaatnya satu kali salam seperti hadits Nabi Muhammad SAW dalam mengenai sholat selesai melaksanakan sholat taubat sebaiknya membaca istighfar sebagai berikut,أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَآتُوبُ إِلَيْهِArab latin "Astaghfirullaahal'adziim, alladzii laa Ilaaha illa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaiih."Artinya "Saya mohon kepada Allah Yang Maha Agung, Dzat yang tiada Tuhan melainkan hanya Dia Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri. Aku bertaubat kepada-Nya."Atau bisa juga dengan membaca istighfar sebagai berikut,اللهم انت ربي لا اله الا انتَ خَلَقْتَنِي وَأَنا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرَمَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَى وَابُوهُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا انْتَArab Latin "Allaahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa ana'abduka wa ana'alaa 'ahdika wawa' dika mastatha'tu a'uudzubika min syarri maa shana'tu. abuu ulaka bini'matika 'alayya wa abuu u bidzanbi faghfirlii fa innahu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta."Artinya "Wahai Tuhan, Engkau adalah Tuhanku, tiada yang patut disembah melainkan hanya Engkau, Engkaulah yang menjadikan aku dan aku adalah hamba-Mu, dan aku dalam ketentuan dan janji-Mu yang Engkau limpahkan kepadaku dan aku mengakui dosaku, karena itulah ampunilah aku, sebab tidak ada yang dapat memberikan ampunan melainkan Engkau wahai Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan apa yang telah aku perbuat." Simak Video "Pendosa Besar yang Masuk Surga" [GambasVideo 20detik] rah/rah Roma6:23 "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."Roma 10:4 "Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya."Yohanes 3:16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang Pertanyaan Jawaban Ungkapan "mengampuni dan melupakan" tidak ditemukan secara harafiah dalam Alkitab. Namun terdapat berbagai ayat yang memerintah supaya kita "saling mengampuni" Matius 614; Efesus 432, dsb. Seorang Kristen yang tidak mau mengampuni orang lain, persekutuannya dengan Allah akan terhambat Matius 615 dan hanya menuai kepahitan serta kehilangan pahala Ibrani 1214-15; 2 Yohanes 18. Pengampunan merupakan keputusan kehendak. Karena Allah memerintahkan supaya kita mengampuni, maka kita harus memilih untuk menaati Allah dan mengampuni. Pihak yang bersalah mungkin tidak ingin diampuni dan bahkan tidak pernah berubah, namun hal ini tidak membatalkan keinginan Allah supaya kita memiliki roh yang mengampuni Matius 544. Adalah ideal jika yang bersalah berupaya memulihkan hubungan, namun, jika tidak, orang yang disalahi tetap dapat memilih untuk mengampuni. Tentunya mustahil untuk benar-benar melupakan dosa yang telah dilakukan terhadap kita. Kita tidak dapat menghapus peristiwa-peristiwa khusus dari ingatan kita. Alkitab menyatakan bahwa Allah tidak lagi "mengingat" kejahatan kita Ibrani 812. Akan tetapi Allah tetap MahaTahu. Allah mengingat bahwa kita telah "telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" Roma 323. Akan tetapi, karena telah diampuni, secara kedudukan kita telah dibenarkan. Surga adalah milik kita, seolah-olah dosa kita tidak pernah terjadi. Jika kita merupakan milik-Nya melalui iman dalam Kristus, Allah tidak menghukum kita atas dosa kita Roma 81. Dalam pengertian itu Allah "mengampuni dan melupakan." Jika dengan "mengampuni dan melupakan" yang kita maksud adalah "Saya memilih untuk mengampuni orang yang bersalah karena Kristus dan melanjutkan hidup saya," maka ini adalah tindakan yang bijak dan saleh. Semampu mungkin, kita perlu melupakan apa yang telah terjadi dan mengejar tujuan-Nya Filipi 313. Kita perlu saling mengampuni "sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu" Efesus 432. Kita tidak boleh membiarkan akar kepahitan berdiam di dalam hati kita Ibrani 1215. Akan tetapi, jika dengan "mengampuni dan melupakan" kita bermaksud, "Saya akan bertindak seolah-olah dosa itu tidak pernah terjadi dan hidup tanpa mengingatnya,"maka kita akan menjumpai persoalan. Sebagai contoh, seorang korban perkosaan dapat memilih untuk mengampuni pemerkosanya, namun itu tidak berarti ia seharusnya berperilaku seolah-olah dosa itu tidak pernah terjadi. Menghabiskan waktu sendirian dengan pemerkosanya, terutama jika ia tidak bertobat, bukanlah tindakan yang alkitabiah. Pengampunan pada hakekatnya adalah melepaskan hutang dosa seseorang, namun pengampunan lain sifatnya dengan kepercayaan. Mengambil langkah-langkah pencegahan adalah bijak, dan dinamika hubungan kadang harus berubah. "Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka" Amsal 223. Yesus menghimbau supaya para pengikut-Nya "hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati" Matius 1016. Dalam konteks berhubungan dengan orang berdosa yang tidak bertobat, kita harus "tulus" siap mengampuni tetapi sekaligus "cerdik" berwaspada. Yang ideal adalah mengampuni dan melupakan. Kasih tidak menyimpan kesalahan orang lain 1 Korintus 135 dan menutupi banyak dosa 1 Petrus 48. Mengubah hati orang adalah urusan Allah, dan sampai di saat pihak yang bersalah mengalami perubahan hati yang sejati dan supranatural, adalah bijak untuk membatasi kepercayaan yang diberikan pada orang itu. Bersifat waspada bukan berarti kita belum mengampuni. Artinya adalah bahwa kita bukan Allah dan kita tidak dapat mengamati kondisi hati orang itu. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apakah Alkitab memerintahkan supaya kita mengampuni dan melupakan?
CaraTaubat Nasuha Menurut Islam. Tujuan penciptaan manusia , tujuan hidup menurut islam, konsep manusia dalam islam dan hakikat penciptaan manusia sejatinya adalah untuk mengabdi kepada Allah SWT. Tidak ada yang boleh melanggar segala bentuk aturan dan tuntunan hidup seperti fungsi agama, fungsi Al-Quran bagi umat manusia.
Pertanyaan Jawaban Untuk mendapatkan jawaban terbaik bagi pertanyaan ini, kita akan melihat dua bagian yang luar biasa dalam Alkitab. Yang pertama di kitab Mazmur “Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita” Mzm 10312. Salah satu cara paling efektif Setan untuk mempermainkan orang Kristen adalah dengan berusaha meyakinkannya kalau dosa-dosanya tidak benar-benar diampuni, yang merupakan penghinaan bagi Firman Allah. Jika kita benar-benar menerima dan beriman percaya kepada Yesus sebagai Juru Selamat, tapi masih memiliki kekhawatiran mengenai ada tidaknya pengampunan yang sejati, bisa jadi kita sedang diserang oleh Iblis. Iblis tidak suka ketika orang-orang dibebaskan dari cengkeraman mereka. Iblis akan selalu mencoba untuk menanam benih keragu-raguan dalam pikirannya mengenai realitas keselamatannya. Sebagai salah satu tipu daya Iblis , ia akan terus-menerus mengingatkan kita atas dosa masa lalu, yang ia gunakan untuk “membuktikan” bahwa Allah tidak mungkin mengampuni atau memulihkan kita. Serangan Iblis ini merupakan tantangan nyata bagi kita untuk sepenuhnya bersandar pada janji Allah dan percaya pada kasih-Nya. Mazmur bagian ini menyatakan kepada kita bahwa Allah tidak hanya mengampuni dosa kita, tapi juga menghapuskannya, sepenuhnya dari hadirat-Nya. Ini adalah hal yang sangat dalam artinya! Tak diragukan lagi, ini merupakan konsep yang sulit untuk kita pahami, sehingga sangat mudah bagi kita untuk merasa khawatir mengenai pengampunan kita, bukannya menerimanya saja. Kuncinya hanyalah dengan menyerahkan semua kekhawatiran dan perasaan bersalah kita; bersandar pada janji pengampunan-Nya. Bagian lainnya adalah 1 Yohanes 19, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” Sebuah janji yang luar biasa! Allah mengampuni anak-anak-Nya saat mereka berdosa, tetapi hanya jika mereka datang kepada-Nya dengan sikap bertobat dan meminta agar diampuni. Belas kasih Allah begitu besar sehingga dapat menyucikan pendosa dari dosa-dosa mereka dan menjadikannya sebagai anak Allah, dan dengan demikian, karena begitu besarnya, bahkan saat kita tersandung, kita masih mendapatkan pengampunan. Dalam Matius 1821-22, kita membaca bahwa, “Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?’ Yesus berkata kepadanya Bukan! Aku berkata kepadamu Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.’” Petrus mungkin berpikir bahwa dirinya sudah bermurah hari. Ketimbang melakukan pembalasan yang setimpal kepada orang yang berdosa kepadanya, Petrus malah memberikan kelonggaran kepada saudaranya, katakanlah, sebanyak tujuh kali. Namun pada kali kedelapan, mungkin Petrus merasa tidak perlu ada lagi pengampunan dan belas kasih. Namun, Yesus Kristus menantang pemikiran Petrus dengan menyatakan bahwa pengampunan itu tidak terbatas bagi mereka yang sungguh-sungguh mencarinya. Hal ini hanya dimungkinkan oleh karena belas kasih Allah yang tidak terbatas, yang dimungkinkan melalui curahan darah Kristus di kayu salib. Karena kuasa pengampunan Kristus, kita selalu dapat dikuduskan setelah berdosa, jika kita mencari pengampunan dengan kerendahan hati. Pada saat bersamaan, harus dicatat bahwa bukan hal yang alkitabiah bagi orang yang telah diselamatkan untuk terbiasa melakukan dosa dan menjadikannya sebagai gaya hidup 1 Yoh 38-9. Inilah sebabnya mengapa Paulus mengingatkan kita untuk “ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji” 2 Kor 135. Sebagai orang Kristen, kita bisa tersandung, namun tidak mungkin hidup dengan gaya hidup yang terus menerus melakukan dosa, tanpa ada pertobatan. Kita semua memiliki kelemahan dan dapat jatuh dalam dosa, bahkan pada saat kita tidak mau berdosa. Rasul Paulus juga melakukan “apa yang tidak ingin dia lakukan karena dosa yang ada dalam dagingnya” Rom 715. Seperti Paulus, respon orang-percaya seharusnya membenci dosa, bertobat darinya, dan meminta anugerah Allah untuk mengalahkannya Rom 724-25. Meskipun kita seharusnya tidak terjatuh karena anugerah Allah yang memampukan, terkadang kita terjatuh karena memilih bersandar pada kekuatan kita sendiri. Saat iman kita menjadi lemah dan menyangkal Allah dalam perkataan dan hidup kita, seperti yang dilakukan Petrus, tetap masih ada kesempatan untuk bertobat. Dosa-dosa kita tetap bisa diampuni. Tipu daya Setan yang lainnya adalah dengan membuat kita berpikir bahwa tidak ada pengharapan; bahwa tidak mungkin bagi kita untuk diampuni, disembuhkan, dan dipulihkan. Dia akan mencoba untuk membuat kita merasa terperangkap dengan rasa bersalah sehingga merasa tidak layak lagi untuk menerima pengampunan Allah. Namun, sejak kapan kita pernah layak atas anugerah Allah? Allah mengasihi kita, mengampuni kita dan memilih kita untuk hidup di dalam Kristus, bahkan sebelum dunia dijadikan Ef 14-6, bukan karena apa yang kita perbuat, namun “supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya” Ef 112. Tidak ada tempat dimana kita bisa pergi yang tidak bisa dicapai oleh kasih Allah. Tidak ada tempat yg terlalu dalam, tempat di mana kita bisa tenggelam, sampai Allah tidak sanggup lagi mengangkat kita. Anugerah-Nya lebih besar dari pada dosa-dosa kita. Entah kita baru mulai memikirkan untuk berdosa atau sudah tenggelam dalam dosa, anugerah masih tersedia. Anugerah adalah karunia dari Allah Ef 28. Saat kita berdosa, Roh Kudus akan menginsyafkan kita dengan dukacita menurut kehendak Allah yang akan menghasilkan pertobatan 2 Kor 710-11. Dia tidak akan menghukum jiwa kita; membuat kita merasa seolah-olah tidak ada harapan, karena tidak ada lagi penghukuman bagi mereka yang ada dalam Kristus Rom 81. Keyakinan Roh Kudus dalam hati kita adalah gerakan kasih dan karunia. Kasih karunia bukanlah alasan untuk berdosa Rom 61-2. Jangan sampai disalahgunakan. Dosa tetap harus dinyatakan sebagai dosa, dan tidak dapat diperlakukan seolah-olah itu bukan hal yang berbahaya atau tidak mengganggu. Orang-percaya tanpa pertobatan perlu dihadapi dengan kasih dan dibimbing kepada kebebasan. Orang-tidak-percaya perlu untuk diberitakan Injil supaya mereka bertobat. Mari kita tegaskan cara memperbaikinya, karena kita telah menerima kasih karunia demi kasih karunia Yoh 116. Inilah bagaimana kita hidup, bagaimana kita diselamatkan, bagaimana kita dikuduskan, dan bagaimana kita dipelihara dan dimuliakan. Ketika berdosa, mari kita menerima kasih karunia dengan cara bertobat dan mengaku dosa kita kepada Allah. Mengapa kita hidup dalam kecemaran saat Kristus menawarkan untuk membersihkan kita, dengan memenuhi dan membenarkan kita di mata Allah? English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Akankah Allah terus-menerus mengampuni Saudara jika terus-menerus melakukan dosa yang sama, lagi dan lagi? Allahmengampuni dia. “ [Bukhari / Muslim] 4. Mendapatkan Pengampunan Ada korelasi langsung antara cara kita memperlakukan orang lain dan bagaimana Allah SWT memperlakukan kita. Kita semua tahu Nabi Muhammad yang terkenal mengatakan “Kasihanilah mereka yang ada di bumi, dan Yang di surga akan mengampuni kamu” [Tirmidzi]. Tentu saja, Allah
Jawaban Alkitab Mengampuni adalah tindakan memaafkan orang yang bersalah. Dalam Alkitab, kata Yunani yang diterjemahkan ”mengampuni” berarti ”merelakan”. Ini sama seperti orang yang tidak menuntut orang lain membayar utangnya. Yesus menggunakan perbandingan ini sewaktu mengajar pengikutnya untuk berdoa, ”Ampunilah kami atas dosa-dosa kami, karena kami sendiri juga mengampuni setiap orang yang berdosa, yang disamakan dengan orang yang berutang kepada kami.” Lukas 114 Sewaktu menggunakan perumpamaan tentang budak yang kejam, Yesus juga menyamakan mengampuni seperti menganggap lunas utang seseorang.—Matius 1823-35. Mengampuni orang lain berarti kita tidak kesal lagi kepadanya dan tidak meminta ganti rugi atas kesalahannya. Alkitab mengajarkan bahwa kita harus benar-benar menyayangi seseorang agar bisa mengampuninya, karena kasih ”tidak mencatat kerugian”.—1 Korintus 134, 5. Mengampuni tidak berarti Menyetujui perbuatan salah. Malah, Alkitab sangat tidak setuju dengan orang yang menganggap perbuatan buruk itu sebagai hal yang sepele atau tidak salah.—Yesaya 520. Menganggap kesalahan itu tidak pernah terjadi. Allah memang mengampuni dosa besar Raja Daud, tapi Dia tidak menganggap kesalahan itu tidak ada. Jadi, Daud harus tetap menanggung akibat dosanya. Allah bahkan membiarkan dosa-dosanya dicatat dalam Alkitab supaya kita bisa belajar darinya.—2 Samuel 129-13. Membiarkan orang lain memanfaatkan kita. Misalnya, kita meminjamkan uang kepada seseorang. Tapi dia menyalahgunakannya dan tidak bisa membayarnya kembali. Dia sangat menyesal dan meminta maaf kepada kita. Kita bisa mengampuninya dengan tidak lagi merasa kesal dan tidak mengungkit-ungkit masalah itu lagi. Bahkan, kita bisa menganggap lunas utangnya. Meski begitu, kita juga bisa memilih untuk tidak lagi meminjamkan uang kepadanya.—Mazmur 3721; Amsal 1415; 223; Galatia 67. Asal memaafkan. Allah tidak mengampuni orang yang sengaja melakukan kesalahan lalu tidak mau mengakui kesalahannya, tidak bertobat, dan tidak meminta maaf kepada orang yang disakitinya. Amsal 2813; Kisah 2620; Ibrani 1026 Orang yang tidak mau bertobat adalah musuh Allah. Dan Allah tidak mengharuskan kita untuk memaafkan orang seperti itu.—Mazmur 13921, 22. Bagaimana jika seseorang sangat menyakiti kita dan tidak mau meminta maaf atau bahkan mengakui kesalahannya? Alkitab menasihati, ”Jauhilah kemarahan dan tinggalkan kemurkaan.” Mazmur 378 Meskipun kita tidak suka dengan perbuatannya, jangan sampai kita meledak dalam kemarahan. Yakinlah Allah akan membalasnya. Ibrani 1030, 31 Kita juga tidak perlu khawatir karena di masa depan Allah akan menghapus rasa sakit hati yang mungkin masih kita rasakan sekarang.—Yesaya 6517; Penyingkapan 214. ”Memaafkan” setiap hal kecil yang mungkin menyinggung perasaan kita. Daripada memaafkan orang yang kita pikir bersalah terhadap kita, kadang lebih baik kita mengakui bahwa mungkin kita yang terlalu cepat tersinggung. Alkitab berkata, ”Janganlah rohmu cepat tersinggung, karena perasaan tersinggung menetap dalam dada orang-orang bebal.”—Pengkhotbah 79. Cara mengampuni Pikirkan apa artinya mengampuni. Kalau kita mengampuni, bukan berarti kita menyetujui perbuatan salah atau menganggapnya tidak pernah terjadi. Kita hanya tidak mau mengingat-ingatnya lagi. Pikirkan manfaat mengampuni. Kalau kita tidak memendam kemarahan dan kekesalan, kita bisa tetap tenang, lebih sehat, dan lebih bahagia. Amsal 1430; Matius 59 Dan yang lebih penting, kalau kita mengampuni orang lain, Allah juga akan mengampuni kita.—Matius 614, 15. Miliki sikap seperasaan. Tidak ada orang yang sempurna. Yakobus 32 Sewaktu kita membuat kesalahan dan orang lain mengampuni kita, kita pasti merasa lega. Jadi, kita juga seharusnya mau mengampuni orang lain.—Matius 712. Bersikap masuk akal. Kalau ada hal kecil yang membuat kita tersinggung, kita bisa mengikuti nasihat Alkitab, ”Teruslah bersabar seorang terhadap yang lain.”—Kolose 313. Cepat bertindak. Ampunilah orang lain secepatnya sebelum kemarahan kita bertambah besar.—Efesus 426, 27.
MuhammadQasim Ibn Abdul Karim telah melihat banyak mimpi dimana Allah dan Nabi Muhammad (SAW) menyarankannya untuk mengikuti jalan lurus dan hal-hal yang harus dia hindari. Hal yang ditekankan untuk dihindari adalah Syirik. Muhammad Qasim menekankan banyak fakta bahwa kita harus menghindari Syirik dan bentuknya karena ini adalah satu
Download Apakah Allah Akan Mengampuni Saya? Jawaban Alkitab Ya, Allah akan mengampuni Anda jika Anda mengikuti cara yang tepat. Alkitab berkata bahwa Allah ”siap mengampuni” dan Ia ”akan memberi ampun dengan limpah”. Nehemia 917; Mazmur 865; Yesaya 557 Sewaktu mengampuni, Allah melakukannya dengan tuntas. Dosa-dosa kita ”dihapus”. Kisah 319 Allah juga akan melupakan dosa kita selamanya. Ia mengatakan, ”Dosa mereka tidak akan kuingat lagi.” Yeremia 3134 Kalau Allah mengampuni, Ia tidak akan mengungkit-ungkit dosa kita untuk membuat kita merasa bersalah atau untuk menghukum kita terus-menerus. Tapi, Allah mengampuni bukan karena Ia lemah atau terbawa perasaan. Ia tidak pernah mengubah hukum-Nya yang sempurna. Karena itu, ada dosa yang tidak akan Ia ampuni.—Yosua 2419, 20. Cara agar diampuni Allah Menyadari bahwa dosa yang Anda lakukan telah melanggar hukum Allah. Apa yang Anda lakukan mungkin menyakiti perasaan orang lain, tapi pertama-tama Anda perlu menyadari bahwa dosa yang Anda lakukan sebenarnya menyakiti perasaan Allah juga.—Mazmur 511, 4; Kisah 2416. Mengakui dosa Anda di dalam doa.—Mazmur 325; 1 Yohanes 19. Menyesali dosa Anda dengan sungguh-sungguh. Penyesalan seperti ini bisa membuat Anda bertobat, atau berubah. 2 Korintus 710 Ini termasuk menyesali hal-hal yang Anda lakukan yang akhirnya membuat Anda berdosa.—Matius 527, 28. Mengubah tindakan Anda, yaitu dengan ’berbalik’. Kisah 319 Ini bisa berarti bahwa Anda tidak mengulangi kesalahan Anda. Atau, ini bisa berarti bahwa Anda perlu mengubah cara Anda berpikir dan bertindak.—Efesus 423, 24. Memperbaiki kesalahan Anda. Matius 523, 24; 2 Korintus 711 Apa yang Anda lakukan atau yang gagal Anda lakukan bisa merugikan orang lain. Minta maaflah kepada mereka. Berbuatlah sebisanya untuk menebus kesalahan Anda.—Lukas 197-10. Dalam doa, mintalah pengampunan dari Allah atas dasar korban tebusan Yesus. Efesus 17 Supaya diampuni, Anda harus memaafkan orang yang bersalah kepada Anda.​—Matius 6​14, 15. Jika Anda melakukan dosa besar, berbicaralah kepada orang yang bisa membantu Anda secara rohani dan yang bisa berdoa bagi Anda.—Yakobus 514-16. Pandangan yang salah ”Dosa saya terlalu berat untuk diampuni.” Allah mengampuni Daud yang telah berzina dan membunuh Kalau kita mengikuti cara-cara yang Allah katakan di Alkitab, kita akan diampuni, seberat apa pun dosa kita. Allah bahkan akan mengampuni kita meskipun kita berulang kali melakukan dosa besar.—Yesaya 118. Misalnya, Raja Daud dari Israel diampuni meskipun ia telah berzina dan membunuh. 2 Samuel 127-13 Rasul Paulus yang merasa dirinya orang yang paling berdosa pun diampuni. 1 Timotius 115, 16 Bahkan, orang-orang Yahudi abad pertama yang telah membunuh Yesus, sang Mesias, diampuni asalkan mereka bertobat.—Kisah 315, 19. ”Kalau saya mengaku dosa kepada pastor atau pemimpin agama, saya pasti diampuni.” Saat ini, tidak ada lagi manusia yang diberi kuasa oleh Allah untuk mengampuni manusia yang telah berdosa kepada Allah. Mengaku dosa kepada orang lain memang bisa membuat seseorang merasa lebih baik, tapi hanya Allah yang bisa mengampuni dosa.—Efesus 432; 1 Yohanes 17, 9. Namun, Yesus pernah berkata kepada rasul-rasulnya, ”Apabila kamu mengampuni dosa seseorang, dosanya diampuni; apabila kamu menahan dosa seseorang, dosanya itu tetap tertahan.” Yohanes 2023 Apa maksud Yesus? Saat itu, ia sedang menjelaskan tentang kuasa khusus yang akan ia berikan kepada rasul-rasulnya saat mereka menerima roh kudus.—Yohanes 2022. Sesuai yang dijanjikan, para rasul menerima kuasa ini sewaktu mereka mendapatkan roh kudus pada 33 M. Kisah 21-4 Rasul Petrus menggunakan kuasa ini sewaktu menghukum Ananias dan Safira. Berkat kuasa ini, Petrus mengetahui bahwa mereka telah menipu. Hukuman yang Petrus berikan menunjukkan bahwa dosa mereka tidak bisa diampuni.—Kisah 51-11. Tapi, seperti kuasa untuk menyembuhkan dan berbicara dalam bahasa lain, kuasa khusus ini sudah tidak ada lagi sejak para rasul meninggal. 1 Korintus 138-10 Jadi, sekarang sudah tidak ada manusia yang bisa mengampuni dosa orang lain.
VgQL.
  • z3dfyo3ixg.pages.dev/169
  • z3dfyo3ixg.pages.dev/282
  • z3dfyo3ixg.pages.dev/393
  • z3dfyo3ixg.pages.dev/199
  • z3dfyo3ixg.pages.dev/347
  • z3dfyo3ixg.pages.dev/280
  • z3dfyo3ixg.pages.dev/302
  • z3dfyo3ixg.pages.dev/351
  • z3dfyo3ixg.pages.dev/177
  • apa artinya mengampuni seperti allah telah melakukannya untuk kita